Langsung ke konten utama

SAD FRIENDSHIP STORY part 3

Cast: Valerie-Rama
Genre: Friendship, Sad
Rate: G

 #CORET-CORET: Halooo? Ini part 3 nya.. Langsung di baca aja yaa.. Dan, maaf kalo sedikiiiit banget... Emang sengaja dibikin sesedikit mungkin, tapi bisa menimbulkan rasa penasaran dari kalian... So, langsung aja ya dibaca.. Jangan lupa, habis itu dikomen, dishare, dan blognya difollow, Maacih

Valerie’s side

Berkali-kali Valerie melirik pintu kelasnya sambil terus mencatat materi yang ada di papan tulis. Gerak-gerik Valerie benar-benar seperti menunggu seseorang untuk datang, entah siapa yang ditunggunya, tidak ada yang tahu. Ah, jangan lupakan desahan-desahan kesal Valerie yang selalu keluar saat dia menyadari orang yang ditunggunya, tidak pernah muncul.

“Lo nyariin siapa sih,Val?”tanya Dhea, gadis yang duduk di depan Valerie sambil berbisik karena tidak ingin membuat berisik.

“Hah?”Valerie sedikit tersentak, “Oh… Tidak, aku menunggu jam istirahat saja, aku belum sarapan pagi tadi…”jawab Valerie, jelas sekali bahwa dia sedang berbohong.

“Lo nungguin Rama?”tanya Dhea sekali lagi.

Sekali lagi, Valerie dibuat terkejut, bagaimana bisa Dhea mengetahuinya? “Kamu kok…” “Nona Valerie dan Nona Dhe… Jika kalian ingin bergosip, saya persilahkan untuk keluar dari kelas ini…”perkataan Valerie terpotong oleh suara Miss Vita, guru yang sedang mengajar saat ini.

Mau tidak mau, Valerie tersenyum, begitu juga Dhea. Mereka kembali mencatat dengan penuh konsentrasi. Kecuali, Valerie. Valerie kembali melakukan aktifitas yang sama, mencatat sambil melirik pintu, menunggu seseorang, atau lebih tepatnya menunggu Rama.

---

“Rama hari ini gak masuk lagi ya?”ujar Viona, teman yang diperkenalkan Dhea tadi saat jam istirahat tiba.

Saat ini, Valerie sedang duduk di salah satu bangku kantin bersama Dhea dan teman-teman yang baru Dhea kenalkan padanya. Dan, Viona adalah salah satunya. Viona memang tidak ada di dalam satu kelas yang sama dengan mereka, makanya saat pertama masuk, Valerie tidak mengenal Viona. Selain Viona, ada juga Shierly yang sekelas dengan Viona. Katanya, mereka bertiga sudah bersahabat sejak SMP, dan memutuskan untuk masuk ke SMA yang sama. Valerie cukup dibuat kagum mendengar kisah persahabatan tiga gadis itu.

“Kemaren dia abis ngamuk kan?”timpal Shierly.

Dhea mengangguk, lalu meletakkan gelas berisi orange juice-nya, “Iya, dan nih, bule satu ini nih yang bikin dia ngamuk.”jawab Dhea sambil menunjuk Valerie, dan dibalas tatapan bertanya dari Valerie.

“Kok bisa?”tanya Viona dan Shierly berbarengan.

“Dia, dengan super puedenya, milih duduk di sebelah Rama… Miss Linda udah sempet nyegah supaya gak duduk di sana, tapi dia maksa banget. Dan, cerita berakhir sampai Rama selesai ngesketsa dan ngeliat Vale di sebelahnya.”cerita Dhea.

“Memang…sebenarnya, ada apa dengan bangku di sebelah Rama itu?”tanya Valerie.

“Eng, sebenernya, gak ada yang pernah tau apa alasan Rama lebay kayak gitu… Tapi, itu udah berlaku sejak kelas satu, Rama sama sekali gak mau duduk sama orang lain. Dan, gara-gara itu, Rama sampe ngebeli bangku di sebelahnya. Agak aneh sih, tapi gak tau juga kenapa…”jelas Dhea.

Valerie mengernyit. Apa-apaan itu, alasannya saja tidak jelas. Tapi, entah mengapa, sesuatu menggelitik hatinya untuk mencari tahu alasan tersebut. Diam-diam, dalam hati, Valerie berjanji untuk tetap duduk di bangkunya. Walaupun, sepertinya, akan membutuhkan waktu lama untuk membuat Rama mengijinkannya duduk di sana.

---

BERSAMBUNG

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aksonometri, Setelah Sekian Lama...

Dulu, waktu kelas dua SMA, aku diajarin guruku buat gambar desain perspektif, salah satunya teknik gambar aksnonometri. Dan, beberapa waktu lalu, aku sempet bikin gambar aksonometri lagi... Masih gambar super sederhana sih, tapi kalau berkenan, mohon dikomentarin yaa...

[DRABBLE] : DON'T SICK AGAIN, YO...

[DRABBLE] : DON’T SICK AGAIN, YO… Pagi itu, saat upacara bendera, aku melihatnya yang tiba-tiba berlari. Semua mata menatap dirinya yang memucat. Ya ampun, dia kenapa? Aku pun memutuskan untuk mengikutinya. Dan ternyata, dia berlari ke arah toilet. Toilet cowok. Sesampai di toilet, aku bias mendengar suara orang muntah, yang kuyakini adalah dirinya. Sesekali terdengar batuk yang keras dan rintihan menahan rasa sakit. Aku harus masuk dan melihatnya. Aku sudah tidak peduli dengan status tempat ini yang bernama ‘toilet cowok’.

Abstrak~ (1/Juni/2013)

Gue ga tau ini apa, gue cuma kepengen buat ngepost sesuatu setelah sekiaaaaan lama gue ga post apapun di sini. Gue bingung sebenernya mau cerita apaan.  Ah iya, beberapa hari lalu, gue memulai jadi seorang Tata yang baru.Setelah gue ngelaluin sebuah kejadian yang bikin mata gue bener-bener terbuka untuk jadi Tata yang lebih konsistaen. Gue bakal berubah jadi Tata yang baru. Gue bakal jadi Tata yang selalu ngandelin Yesus di hidup gue. Gue bakal berubah jadi Tata yang ga lagi hanya mikirin diri gue sendiri. Gue bakal berubah jadi Tata yang ga lagi hanya bermain-main dalam hidup. Gue bakal serius sama hidup gue kali ini. Sama jalan yang gue pilih. Dan ga akan ada yang bisa ngehalangin itu, kecuali Tuhan ga ijinin gue.Dan gue, bakal berubah menjadi Tata yang jauh lebih kuat, yang ga bakal lemah karena liat orang